PSK Kalijodo Banting Harga Jadi 75ribu

Senin, Februari 22, 2016
Bakal Digusur, PSK Kalijodo Banting Harga Jadi 75ribu
Pekerja Seks Komersial Di Kalijodo Yang Bakal Segera Digusur
PSK Kalijodo Banting Harga Jadi 75ribu - Di ancam akan digusur dari tempatnya oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias "Ahok", para penghuni di Kalijodo langsung ramai-ramai banting harga dari biasanya Rp 150.000 menjadi Rp 75.000. Hal ini diakui oleh salah satu penghuni bahwa mereka sedang ingin mengumpalkan duit untuk bisa pulang ke kampung masing-masing.

"Kami akan bertindak serius! Dan para PSK itu akan kami pulangkan paling tidak harus sekitar 80% dari jumlah keseluruhannya yang mendiami lokalisasi tersebut," ujar Ahok di Polda Metro Jaya pada hari Rabu kemarin.

Lalu terkait data yang menunjukan bahwa kurang lebih 101 pekerja seks komersial itu terdeteksi mengidap HIV/AIDS, Ahok sendiri tidak ingin ambil pusing. Karenanya dia merasa masih ada beberapa pihaknya yang bisa diandalkan dalam mengatasi masalah tersebut.

"Kami sudah koodinasikan dengan pada Kemenkes (Kementerian Kesehatan), dan juga Puskesmas bisa atur. Jadi jangan ambil pusing dah," katanya.

Saat ini memang baru sekitar 220 dari 445 PSK di wilayah lokalisasi kalijodo yang melakukan pemeriksaan darah, yang mana 101 diantaranya telah positif terjangkit HIV/AIDS. Guna untuk mencegah penyebaran penyakit kelamin ini, Koodrinator HIV/AIDS Kecamatan Penjaringan, Dr Intan Novita masih berupaya menggerakan timnya untuk bisa melakukan pengecekan secara menyeluruh. Bukan hanya para orang dewasa laki-laki atau perempuan saja yang akan diperiksa, namun sampai anak-anak juga mungkin akan melakukan pemeriksaan yang sama.

Bakal Digusur, PSK Kalijodo Banting Harga Jadi 75ribu
Warga Kalijodo mulai pindah ke Rusun Marunda, Minggu (21/2/2016). Foto: Dok. Kecamatan Penjaringan Jakut

"Ya para tim masih bekerja untuk bisa melakukan pengecekan menyeluruh. Anak-anak juga akan kami periksa, karena meski belum ada kontak fisik, namun kami hanya ingin melakukan pencegahan dini atas akibat yang dilakukan orang tua mereka," ujar Dr. Intan Novita pada Selasa kemarin.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »