Berita Terkini - Jajanan seks di dalam ibu pertiwi ini memang terbilang sangat menyedihkan. Bahkan kini praktek dari prostitusi sudah semakin merebak di mana-mana. Dan dari semua itu alasan untuk melakukan praktek ini juga masih alasan klasik yaitu terhimpit masalah ekonomi. Yang parahnya lagi bahkan sampai pelajar SMP dan SMA juga terlibah dalam dunia prostitusi ini.
Seperti yang baru saja terjadi belakangan ini, segerombolan pelajar asuhan mucikari Torik Sulistiyo (50) akan segera di keluarkan oleh pihak sekolah terkait masalah prostitusidi kalangan pelajar ini.
Seperti yang di ungkapkan oleh Nasrudin bahwa Dinas Pendidikan DKI Jakarta kini memiliki sebanyak tujuh target operasional. Salah satunya yaitu adalah sebuah program dimana akan menghentikan prilaku yang menyimpang dari anak yang masih di bawah umur alias masih dalam status pelajar di sekolah. Jadi jika ada seorang pelajar baik itu siswa atau siswi maka akan langsung mendapatkan hukuman di pecat dari sekolahnya langsung.
Menurut dari Nasrudin juga bahwa menyimpangnya prilaku pelajar juga bisa disebabkan oleh faktor kelalain pihah sekolah. Oleh sebab itu, dari pihak sekolah pun harus turut andil dalam bertanggung jawab atas maraknya prostitusi di kalangan pelajar khususnya di tingkat SMP dan juga SMA.
"Ini sudah jelas bahwa pihak sekolah juga harus membantu dalam mengawasi masalah yang kian serius ini. Sekolah juga harus memberikan didikan moral yang baik dan membina karakter terhadap pelajarnya. Jadi ini bukan berarti bahwa tugas guru sudah selesai ketika jam pelajaran berakhir, namun di luar jam mengajar pun para guru juga harus saling menjaga agar pelajarnya tidak menyimpang akibat dari pergaulan bebas," pungkas Nasrudin.
Sebelumnya kasus prostitus ini terjadi di kedai kopi milik Torik yang akhirnya berhasil di bongkar oleh pihak polisi beberapa waktu yang lalu. Diketahui bahwa mucikari Torik ini menyewakan PSK yang mana relatif adalah para pelajar dengan harga Rp. 30.000 sampai Rp. 40.000 kepada para pria hidung belang yang sering nongkrong ke kedai kopi miliknya.
Tarif yang sudah di tetapkan oleh Torik itu pun hasilnya di bagi dua dengan PSK Cabe-cabean. Sekitar 50% yang di ambil oleh Torik dan 50% nya lagi untuk si PSK Cabe-cabean. Namun terkadang Torik juga mengambil bagian lebih banyak dengan asalan biaya operasional.
Lalu pada akhirnya transaksi maksiat tersebut pun tercium oleh aparat polis dan sekitar 15 pelajar pun terjaring di kedai kopi milik mucikari Torik tersebut. Di sana Torik juga sudah menyiapkan kondom dan bahkan tempat itu juga menjadi tempat transaksi jual beli narkoba dan praktek aborsi.
"Korbanya ada 15 pelajar, dan kini sudah di bawah ke PPT untuk diberikan arahan sekaligus melakukan pemeriksaan psikologis," ujar Kanit Reskrim Polsek Jagakarsa, AKP Hari Subeno.
Baca Juga : 10 Tradisi Seks yang Paling Tak Lazim di Dunia
Baca Juga : 10 Tradisi Seks yang Paling Tak Lazim di Dunia
